Sharing Pengalaman Menjadi PSK

Bagaimana rasanya menjadi PSK? Rasanya tidak enak.

Biar mudah mendapatkan uang dalam waktu semalam tapi tetap raga dan hati saya kosong dan sangat lelah. Belum lagi mendapatkan client yang kurangajar dan meremehkan saya. Beruntung saya masih dilindungi oleh orang orang yang berniat jahat dengan saya.

Dulu waktu masih kuliah dan saya berumur 19thn an, kerja sampingan saya yaa psk. Berawal dari saya menjadi simpanan lama lama ketagihan. Bukan nagih sex nya yaaa, tapi nagih gampang dapet uangnya. Setelah kontrak simpanan saya berakhir, saya jadi freelance psk waktu itu.

Rasanya lelah sekali, (maaf) kemaluan saya pun rasanya pegal terus setiap hari, belum lagi ketika sedang menstruasi luar biasa sakitnya saya sampai ingin menangis dikosan.

Puncaknya adalah saat itu menjelang liburan natal dan akhir tahun, client saya membludak. Pernah dalam 1 hari saya harus melayani 6 client dari siang sampai malam. Luar biasa lelah nya diri saya ini waktu itu, pulang ke kosan saya langsung tidur tanpa membersihkan diri.

Besoknya jam 11 siang saya harus melayani client lagi sampai malam.

Tiba-tiba seminggu kemudian saya dilanda pusing dan badan drop. Saya close order, matikan handphone, dan tidur seharian. Akhirnya saya kuatkan diri untuk berobat ke klinik. Dokter disana langganan saya, bahkan dia sudah tau kalau pekerjaan sampingan saya seorang psk, ketika dia hendak memeriksa saya dia berkata “Neng, udahan atuh. ini kamu kelelahan, kecapean, badan kamu dari kemarin udah drop sebetulnya tapi kamu gak rasain. Kan saya udah bilang tetep jaga kesehatan”. Saya cuma diem aja sambil nahan sakit kepala saya.

Setelah itu saya pulang dan berjalan pelan pelan dipinggiran ruko pinggir jalan, tepat jam set 6 sore saya melihat dijalan para wanita muda pekerja kantoran pulang kerja dengan mengendarai motornya, lengkap dengan kotak bekal makanan yang ditaru dibawah kakinya. Ada yang rapih dengan flat shoesnya dan ada yang ingin memakai sendal swallownya. Sejenak saya tersenyum, membayangkan posisi saya seperti mereka, lelah bekerja dengan penatnya urusan kantor, pulang istirahat sambil menikmati streaming film dan cemilan di depan. Seketika saya mengingat keluarga saya di rumah.

Saya pulang ke kosan, makan sebentar dan minum obat, setelah itu saya menelpon ibu dirumah. Saya rindu rumah waktu itu. (keluarga tidak ada yang tau saya psk)

Setelah sehat saya menjalani aktifitas perkuliahan saya, dan bodohnya saya tetap open order. Hanya saya menjadwalkan dan membatasi client setiap harinya, bahkan saya hanya mau melayani dihari senin, selasa, jumat dengan max. 3 client.

Alasan saya yaa karena uang, saya butuh uang. Dan saya berfikir mau perlahan lepas dari ruang lingkup PSK ini.

Ketika saya sedang skripsian saya melamar menjadi karyawan magang di suatu perusahaan swasta waktu itu, dan saya diterima. Saya senang bukan main, walau hanya menjadi staff magang dan gaji yang saya terima tidak seberapa, tapi saya benar benar bersyukur dan mencintai pekerjaan saya waktu itu.

perlahan saya lupa dengan pekerjaan psk saya waktu itu, saya pulang magang bisa berkumpul dan nongkrong di cafe bersama teman teman kuliah, saya benar benar menjalani aktifitas anak muda pada umumnya.

Setelah wisuda di umur 23thn saya mulai mencari pekerjaan tetap di kantoran. Dan akhirnya saya diterima di kawasan industri dan saya menjadi staff admin disana.

Mimpi saya terwujud, saya senang akan hal itu. Yang dulu saya cuma iri melihat para wanita pekerja, sekarang saya bisa merasakan hal itu.

Sekarang diumur 26thn saya lagi di fase mendambakan sosok pasangan dan calon hidup. Tapi mikir lagi, memang ada yang mau sama saya ya??

Hah sudahlah.. saya menikmati hidup baru saya yang ini saja dulu sembari memperbaiki hidup saya kedepannya.

sekian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello 👋
Ada yang bisa saya bantu?